Yukk, Kenali Lebih Jauh Sosok Psikopat!
Haii! Kembali lagi di blog sayaa^^
Seperti yang kalian ketahui, kali ini saya akan membahas seputar seorang psikopat!
Ketika kita mendengar kasus kriminal seperti pembunuhan sadis, seringkali kita tidak menganggap bahwa terdapat faktor genetik yang berperan dalam tindakan kriminal tersebut. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa faktor genetik memiliki peranan penting terhadap kelainan di dalam pikiran seorang psikopat.
Karena faktor genetika, seorang psikopat memiliki kelainan biologis yang serius. Otak mereka memproses informasi secara berbeda dengan manusia pada umumnya. Menurut Kiehl, seorang psikopat memiliki kelemahan pada bagian sistem limbik, yaitu area otak yang berhubungan dengan pemprosesan emosi, pencarian tujuan hidup, motivasi, pengendalian diri, dan menanggapi hal yang berhubungan dengan implikasi moral.
3. Apa yang Mereka Rasakan?
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kiehl, seorang pria yang dapat kita panggil Brad dipenjara karena kejahatan yang sangat keji. Dalam sebuah wawancara ia menjelaskan bagaimana ia menculik seorang gadis, mengikatnya ke pohon, memperkosanya selama dua hari, lalu menggorok lehernya, dan meninggalkannya untuk mati.
Gimana, sekarang sudah paham kan seorang psikopat itu seperti apa? Pada intinya seorang psikopat memiliki gangguan keturunan di dalam otak mereka, terutama pada bagian sistem limbik. Di bagian itulah otak memproses masalah cinta, kasih sayang, dan rasa empati. Karena seorang psikopat memiliki gangguan tersebut, maka dari itu seorang psikopat tidak merasakan emosi kompleks seperti manusia pada umumnya. Nah untuk mengatasi hal tersebut, seorang psikopat memanipulasi dirinya agar bisa diterima di masyarakat dan bahkan tak jarang menipu korbannya untuk memenuhi keinginannya.
Seperti yang kalian ketahui, kali ini saya akan membahas seputar seorang psikopat!
Sebenarnya kalau dipikir-pikir seorang psikopat itu seperti apa sih? Kenapa seorang psikopat identik dengan tindakan kriminal? Lalu apakah mereka memiliki kelainan kepribadian? Dan mengapa seorang psikopat tega melakukan kejahatan sadis? Tanpa berlama-lama, yukk langsung saja kita bahas!
Mengenal Lebih Jauh
Sosok Psikopat!
Oleh: Khintani Rahmadina Putri
“Ahli saraf menemukan, bahwa seorang psikopat tidak jahat. Mereka hanya menderita kelainan otak yang menyebabkan mereka terombang-ambing di dunia tanpa emosi.”
-Kent A. Kiehl dan Joshua W. Buckholtz
Ketika kita mendengar kata “psikopat” seringkali pikiran yang muncul pertama kali di benak kita adalah seseorang yang sadis atau kejam, melakukan tindakan kriminal, seperti: pembunuhan, pemerkosaan, dan korupsi. Pemikiran tersebut tidak sepenuhnya salah. Namun menurut Hare, ini hanyalah 15-20% dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, memesona, mempunyai daya tarik luar biasa, dan menyenangkan. Mereka seperti manusia yang berperilaku ideal.
Lalu, seperti apakah seorang psikopat itu? Menurut Cleckley, psikopat merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian antisosial. Seorang psikopat memiliki kepribadian yang berbeda secara umum, seperti: mendominasi orang lain melalui ancaman, merasa tidak bersalah atau menyesal atas tindakan kriminal mereka, dan memanipulasi seseorang untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Semua hal tersebut dirasa menjadi hal yang seakan normal bagi seorang psikopat.
Namun, bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Dan mengapa seorang psikopat memiliki pemikiran seperti itu? Berikut akan dijelaskan dengan ringkas mengenai seorang psikopat.
1. Kelainan Sejak Lahir
Ketika kita mendengar kasus kriminal seperti pembunuhan sadis, seringkali kita tidak menganggap bahwa terdapat faktor genetik yang berperan dalam tindakan kriminal tersebut. Banyak peneliti yang mengatakan bahwa faktor genetik memiliki peranan penting terhadap kelainan di dalam pikiran seorang psikopat.
Salah satunya dalam penelitian yang dilakukan oleh Cadoret, terhadap hampir 200 pria dan wanita yang mengadopsi anak yang telah terpisah dari orangtua biologisnya sesaat setelah dilahirkan. Peneliti menemukan, bahwa anak yang orangtuanya memiliki catatan gangguan kepribadian antisosial lebih rentan mengalami gangguan ini, terutama jika mereka dibesarkan dalam lingkungan yang kurang baik. Akan tetapi, anak yang tidak memiliki keturunan akan gangguan ini tidak akan mengalami simtom gangguan tersebut walaupun mereka dibesarkan pada tempat yang sama buruknya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa genetik dapat memberikan kontribusi hingga 56%. Dengan kata lain, faktor gen memiliki peran yang lebih besar dalam menentukan kepribadian seorang antisosial.
2. Di Dalam Pikiran Seorang Psikopat
Studi MRI yang dilakukan oleh Kiehl juga membuktikan, bahwa seorang psikopat kesulitan dalam memproses informasi yang abstrak secara konseptual, semacam: cinta, kasih sayang, dan empati. Sehingga, hal tersebutlah yang membuat seorang psikopat memiliki pemikiran yang berbeda dengan manusia pada umumnya, terutama kurangnya rasa empati terhadap orang lain.
Tahukah Anda?
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hare, sekitar 1% dari total populasi Di dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena se-banyak 80% lebih ba-nyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa.
Usai dengan tenang dan tanpa merasa dosa menceritakan kejahatannnya, Brad bertanya kepada Kiehl: ”apakah kamu mempunyai kenalan seorang gadis? Karena saya pikir sangat penting untuk mempraktikkan tiga C (Caring, communication, and compassion) itulah rahasia hubungan yang baik. Saya mencoba mempraktikannya ke dalam semua hubungan saya.” Dia berbicara tanpa ragu-ragu dan jelas tidak menyadari betapa anehnya basa- basi itu terdengar setelah pengakuannya yang mengerikan.
Dari kisah tersebut, terlihat jelas bahwa seorang psikopat memiliki emosi yang sangat rendah. Mereka tidak memiliki rasa empati, mereka tidak takut terhadap apapun, tidak merasa bersalah atau menyesal atas tindakan kriminal mereka, mereka merasa kesal ketika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, dan memanipulasi seseorang untuk mencapai kepentingan mereka sendiri. Pembunuhan, pencurian, pemerkosaan, dan tindakan kriminal lainnya merupakan hal yang sepele bagi mereka. Adapun emosi kompleks seperti pengabdian, cinta, kasih sayang, rasa bersalah, dan sukacita, mereka memahaminya hanya seperti pemahaman terhadap buku teks. Telah dikatakan bahwa mereka “tahu.” Mereka tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang salah. Namun, mereka hanya tidak mempedulikannya. Bahkan, seringkali mereka melakukan manipulasi seperti berempati, berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, memesona, mempunyai daya tarik luar biasa, dan menyenangkan hanya untuk mengikat seseorang untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Gimana, sekarang sudah paham kan seorang psikopat itu seperti apa? Pada intinya seorang psikopat memiliki gangguan keturunan di dalam otak mereka, terutama pada bagian sistem limbik. Di bagian itulah otak memproses masalah cinta, kasih sayang, dan rasa empati. Karena seorang psikopat memiliki gangguan tersebut, maka dari itu seorang psikopat tidak merasakan emosi kompleks seperti manusia pada umumnya. Nah untuk mengatasi hal tersebut, seorang psikopat memanipulasi dirinya agar bisa diterima di masyarakat dan bahkan tak jarang menipu korbannya untuk memenuhi keinginannya.
Serem yaa? Oleh karena itu teman–teman, kita harus selalu berhati–hati terhadap seseorang. Waspada memang sikap yang harus kita miliki baik kita hidup di pedesaan, apalagi di kota–kota besar. Sebab siapa tahu didekat kita ada seorang penderita psikopat. Dan tentu saja jangan lupa untuk selalu meminta perlindungan kepada Yang Maha Kuasa!
Sebagai penutup, satu pertanyaan yang masih ada di dalam benak saya adalah jika seorang psikopat memiliki kelainan biologis, lantas bagaimana seorang psikopat harus hidup di tengah bayangan tanpa harus memanipulasi dirinya? Yukk kirim komentar dan pendapat kalian!
Terimakasih sudah membaca sampai sejauh ini dan sampai jumpa di blog selanjutnya!
Komentar
Posting Komentar